Assalamualaikum warahmatullahiwabarrakatuh.
Pengertian dari Subjunctive adalah berhubungan dengan bentuk kata kerja yang digunakan untuk menyatakan saran, harapan, ketidakyakinan/ketidakpastian, kemungkinan. Singkatnya Subjunctive adalah bentuk pengandaian.
wish : berharap
if only : andai saja
as if/as though : seolah-olah/seakan-akan
would rather : lebih suka
1. Subjunctive Wishes
1) Subjunctive Wish (Future Impossible/Unreal)
Kita menggunakan Modal bentuk Past (Would/Could) untuk mengungkapkan harapan yang
tidak mungkin terjadi di masa depan pada Subjunctive Wish bentuk ini.
S + WISH + (that) + S + WOULD/COULD + V1/BE
faktanya : S + WILL NOT / CAN NOT + V1/BE
Seperti pengandaian (If Clause) Subjunctive jenis ini memiliki fakta yang tertulis
dalam modal present dan berlawanan dengan Subjunctivenya. Jika Subjunctive berbentuk
kalimat positif, maka faktanya berbentuk kalimat negatif. Begitu pula sebaliknya.
Contoh:
1. I don’t like this place. I wish I could go home soon.
Fact: I can’t go home soon.
2. Tonight, I must attend the meeting. I wish I would be at your house to join your party.
Fact: I will not be at your house to join your party.
2) Subjunctive Wish (Present Impossible/Unreal)
Kita menggunakan Verb atau Tobe bentuk Past (V2 atau Were) untuk mengungkapkan
harapan yang tidak mungkin terjadi di masa sekarang.
S + WISH + (that) + S + VERB2 / WERE
faktanya : S + DO NOT/DOES NOT / (IS/AM/ARE) NOT
seperti pengandaian (If Clause) Subjunctive jenis ini juga memiliki fakta yang tertulis
dalam bentuk simple present tense dan berlawanan dengan Subjunctivenya. Jika Subjunctive
kalimat positif, maka faktanya berbentuk kalimat negatif dan sebaliknya. TOBE yang
digunakan adalah (WERE), S + V yang mengikuti dalam bentuk past atau past continuous.
Contoh:
1. I don’t like this noisy place. I wish I were not here.
Fact: I am here now.
2. Fahri wishes that Farida became his girlfriend.
Fact : Farida is not Fahri's girlfriend.
3. Everyone wishes they had more money.
Fact: They don’t have more money.
3) Subjunctive Wish (Past Impossible/Unreal)
Kita menggunakan Past Perfect (had + Verb3 / been) untuk mengungkapkan harapan yang
tidak terjadi di masa lalu pada Subjunctive Wish bentuk ini. Perhatikan pola berikut ini!
S + WISH / WISHED + (that) + S + HAD + V3 / HAD + BEEN
faktanya : S + DID NOT + V1 / (WAS/WERE) NOT
Jika Subjunctivenya berbentuk kalimat positif, maka faktanya berbentuk kalimat negatif.
Wished dipakai jika harapan sudah dinyatakan pada masa lampau (Simple Past Tense).
Contoh:
1. I wish I had worked harder when I was in Kalimantan.
Fact: I didn’t work harder when I was in Kalimantan.
2. I wish I hadn’t been so lazy to finish my assignment last week.
Fact: I was so lazy to finish my assignment last week.
2. Subjunctive If Only (Jika Saja/Andai Saja)
Kita dapat memberi penegasan pada Conditonal Sentence Type 2 dan Type 3 dengan
menambahkan “only” setelah “if” sehingga bermakna “jika saja/seandainya saja” (If only).
Contoh:
1. If (only) I knew her house, I'd come.
2. If (only) I had revised my new script, I would have finished it sooner.
If only dapat digantikan dengan I wish dan klausa result-nya bisa dihilangkan.
Contoh:
1. I wish I knew her house.
Fact: I don’t know her house.
2. I wish I had submitted my assignment.
Fact: I didn’t submit my assignment.
3. Subjunctive As If /As Though (seolah-olah/seakan-akan)
Klausa yang diawali oleh as if /as though menggambarkan sesuatu yang diandai-andaikan.
biasanya diikuti oleh (past tense subjunctive or past perfect tense subjunctive).
a. Subjunctive As If / As Though (Present Impossible/Unreal)
Kita menggunakan kata kerja/Verb atau Tobe bentuk Past (V2 atau Were) untuk
mengungkapkan pengandaian yang tidak mungkin terjadi di masa sekarang.
S + VERB1 + AS IF/AS THOUGH S + VERB2 / WERE
faktanya : S + DO NOT/DOES NOT / (IS/AM/ARE) NOT
Contoh:
1. Hendri speaks as if he knew the answer.
Fact: Hendri doesn’t know the answer / Hendri probably doesn’t know the answer.
2. They are sleeping in the class as if the teacher were not there.
Fact : The teacher is in the class and they are sleeping.
b. Subjunctive As If / As Though (Past Impossible/Unreal)
Kita
menggunakan Past Perfect (had + Verb3/been) untuk mengungkapkan pengandaian
yang tidak terjadi di masa lalu pada Subjunctive ini.
S + VERB2 + AS IF/AS THOUGH S + HAD + V3 / HAD + BEEN
faktanya : S + DID NOT + V1 / (WAS/WERE) NOT
Contoh:
1. He seemed as if he hadn't slept for days.
Fact : He slept for days.
2. The young lady delivered a speech as though she had won a competition.
Fact : She didn’t win a competition.
c. Subjunctive As If / As Though (Notes)
1. Jika diikuti oleh simple present tense, maka as if / as though menyatakan bahwa kalimat
tersebut adalah fakta dan benar adanya.
Contoh :
He looks as if he knows the answer.
Fact : He knows the answer
2. Jika tenses sebelum as if / as though adalah simple past tense dan klausa Subjunctivenya
juga dalam simple past tense, maka kalimat tersebut bermakna sebagai berikut:
He looked as if he knew the answer.
Fact : (whether he knew the answer or not) can only be deduced from the context.
apakah dia tahu jawabannya atau tidak hanya bisa disimpulkan dari konteksnya.
3. The past perfect subjunctive setelah as if / as though menunjukkan pengandaian yang tidak
terjadi di masa lalu (unreal past situation). Jika situasinya benar-benar terjadi /fakta,
maka kita memakai aturan tenses yang sebenarnya, misal :
Past Perfect = Past Perfect, Simple Past = Simple Past etc.
Contoh :
He seems as if he hadn't eaten for days.
Fact : dia sudah tidak makan selama berhari-hari dan itu nampak (kelihatan lemas)
4. Subjunctive Would Rather/Would Sooner
frasa “would rather / would sooner” untuk menyatakan lebih memillih satu hal dibanding hal
yang lain (Ingatlah materi preference). “would rather/would sooner” memiliki makna yang
sama tapi berbeda dalam menyatakan pilihan. Satu diantaranya memiliki subjek yang sama,
sementara yang lainnya memiliki subjek yang berbeda.
a. Subjunctive Would Rather (Preference)
(SUBJEK YANG SAMA + VERB 1)
Would rather + Verb 1 dengan subjek yang sama digunakan untuk menyatakan pilihan saja.
S1 + WOULD RATHER + (that) + (S1) + VERB1
Contoh:
1. I’d rather stay at home than play badminton tonight.
2. I’d rather not go out tonight.
Sebenarnya ada subjek sama yang tersembunyi di sini, kalimat I’d rather I stay at home
than play badminton tonight disingkat menjadi I’d rather stay at home than play badminton
tonight.
b. Subjunctive Would Rather (Preference & Present Impossible/Unreal Wish)
SUBJEK YANG BERBEDA
Kata kerja/Verb atau Tobe bentuk Past (V2 atau Were) setelah Would rather/ would sooner
yang memiliki subjek berbeda untuk mengungkapkan tentang sebuah pilihan yang kita
harapkan dilakukan orang lain sekarang, namun faktanya itu tak terjadi.
S1 + WOULD RATHER + (that) + S2 + VERB2 / WERE
faktanya : S + DO NOT/DOES NOT / (IS/AM/ARE) NOT
Faktanya berbentuk simple present tense dan berlawanan dengan Subjunctivenya.
Jika Subjunctivenya berbentuk kalimat positif, maka faktanya berbentuk kalimat negatif.
Contoh:
1. I’d rather Vania spent her time at home.
Fact : Vania doesn’t spend her time at home.
Saya lebih memilih Vania menghabiskan waktunya di rumah,
faktanya : Vania tidak menghabiskan waktunya di rumah.
2. I’d rather you didn’t go out every time I come.
Fact : You go out every time I come.
Saya lebih memilih kamu tidak pergi setiap aku datang,
faktanya : kamu pergi setiap aku datang.
c. Subjunctive Would Rather (Preference & Past Impossible/Unreal Wish)
SUBJEK YANG BERBEDA
Kita menggunakan Past Perfect (had + Verb3/been) setelah WOULD RATHER /WOULD
SOONER yang memiliki subjek yang berbeda untuk mengungkapkan tentang sebuah pilihan
yang kita harapkan dilakukan orang lain di masa lalu, namun faktanya tak terjadi.
S + WOULD RATHER + (that) + S + HAD + V3 / HAD + BEEN
faktanya : S + DID NOT + V1 / (WAS/WERE) NOT
Contoh:
1. I'd rather this whole thing had never happened in my life.
Fact : This whole thing happened in my life.
Saya lebih memilih semua ini tidak terjadi di masa lalu,
tetapi faktanya ini sudah terjadi di masa lalu.
2. You would rather I had done your assignment.
Fact : I didn’t do your assignment.
Kamu lebih memilih saya sudah mengerjakan tugasmu di masa lalu,
namun faktanya saya tidak mengerjakannya.
d. Subjunctive Would Rather (Negative)
SUBJEK YANG BERBEDA (Subjunctive)
Dalam kalimat negative, would rather dengan subject yang berbeda (Subjunctive),
bentuk negativenya bukan pada “would rather/would sooner”.
Contoh:
1. She’d rather you didn’t come before 9 o’clock.
Not : She wouldn’t rather you came before 9 o’clock.
SUBJEK YANG SAMA (Preference)
Dalam kalimat negative, would rather dengan subject yang sama (Preference),
bentuk negativenya mengikuti “would rather / would sooner”.
Contoh:
I’d rather not go. I hate planes.
Latihan Soal dan pembahasan
1. We are planning to go to a Ririn's house tonight, but it’s raining very hard now.
I wish _________
A. it stop
B. it will stop
C. it would stop
D. it has stopped
E. it does not stop
Pembahasan : key word = Now. Ini merupakan subjunctive wish FutureImpossible/unreal
jadi kita setelah wish diikuti would/could. Jadi jawabannya C.
2. George has been working in the company for a year as an ordinary worker,
but now he acts as if he were the supervisor.
The sentence means ......
A. George is a supervisor
B. George is not a supervisor
C. George would be promoted a supervisor.
D. George will be promoted as a supervisor
E. George has been promoted as a supervisor
Pembahasan : George telah bekerja diperusahaan selama satu tahun sebagai karyawan biasa,
tapi sekarang dia bertindak seolah-olah ia seorang pengawas.
Kalimat tersebut berarti .....
Jadi kalimat tersebut menunjukkan 'George bukan seorang pengawas' atau
George is not a supervisor. Jawaban: B
Fact: _________________________________________
Sekian penjelasan tentang materi Subjuntive kali ini semoga menambah pengetahukan kalian semuanya. bila ada pertanyaan atau saran silahkan tulis dalam kolom komentar. Terimakasih
sudah mengunjungi blog ini.
Wassalamualaikum warahmatullahiwabarrakatuh.
No comments:
Post a Comment